Pengamatan baru dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) mengungkapkan bahwa planet ekstrasurya WASP-107b dengan cepat melepaskan atmosfernya, dengan gumpalan besar gas helium tertinggal di belakangnya saat mengorbit bintangnya. Penemuan ini memberikan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang bagaimana perilaku gas raksasa di lingkungan bintang yang ekstrem dan mengapa beberapa planet berakhir sangat berbeda dari yang ada di tata surya kita.
Fenomena “Super-Engah”.
WASP-107b, terletak sekitar 210 tahun cahaya dari Bumi, diklasifikasikan sebagai planet ekstrasurya “super-engah” karena kepadatannya yang sangat rendah. Dengan ukuran 94% Yupiter, ia hanya mengandung 12% massa gas raksasa tersebut sehingga membuatnya sangat besar dibandingkan bobotnya. Hal ini menjadikan WASP-107b jarang terjadi di antara planet ekstrasurya.
Pengamatan JWST, yang dipublikasikan di Nature Astronomy, mendeteksi awan gas helium yang membentang hampir lima kali diameter planet. Gumpalan ini tidak statis; ia secara aktif keluar dari planet ini, bergerak mendahului WASP-107b dalam orbitnya. Ini adalah pertama kalinya pelepasan atmosfer seperti itu diamati secara langsung dengan JWST, sehingga memberikan para ilmuwan pandangan yang jelas tentang proses tersebut.
Migrasi Planet dan Hilangnya Atmosfer
Kondisi ekstrem di sekitar WASP-107b adalah kunci untuk memahami nasibnya. Planet ini mengorbit tujuh kali lebih dekat ke bintangnya dibandingkan jarak Merkurius ke matahari, sehingga menyebabkan panas terik yang mengikis lapisan terluarnya. Namun WASP-107b tidak selalu hidup begitu dekat: para ilmuwan yakin ia bermigrasi ke dalam dari orbit yang lebih jauh, kemungkinan didorong oleh interaksi gravitasi dengan planet lain dalam sistem (WASP-107c).
“WASP-107c mungkin berperan dalam migrasi ini,” kata rekan penulis studi, Caroline Piaulet-Ghorayeb. Hal ini menunjukkan bahwa perombakan planet adalah proses umum dalam sistem bintang, yang mengarah pada pengaturan yang tidak terduga.
Saat berada dekat dengan bintangnya, panas mulai mengikis atmosfer WASP-107b. Pengamatan JWST mengkonfirmasi hal ini: awan helium terdeteksi 1,5 jam sebelum planet itu sendiri lewat di depan bintangnya. Artinya atmosfer secara aktif terhembus secara real-time.
Komposisi Atmosfer Mengungkapkan Petunjuk
Selain helium, JWST juga mendeteksi air, karbon monoksida, karbon dioksida, dan amonia di atmosfer WASP-107b – membenarkan pengamatan Teleskop Luar Angkasa Hubble sebelumnya. Anehnya, metana yang diharapkan ternyata tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa atmosfer sedang mengalami “pencampuran vertikal yang kuat,” dengan gas-gas yang lebih berat dari lapisan yang lebih dalam tertarik ke atas karena panasnya bintang.
Kehadiran oksigen lebih banyak dari perkiraan juga mendukung teori bahwa WASP-107b adalah migran baru, karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan terjadinya tingkat oksigen setinggi itu jika ia terbentuk lebih dekat dengan bintangnya.
Kesimpulannya, pengamatan JWST terhadap WASP-107b memberikan gambaran unik tentang aksi hilangnya atmosfer. Penemuan ini menyoroti proses dinamis yang membentuk atmosfer planet ekstrasurya dan menggarisbawahi pentingnya migrasi planet dalam menciptakan beragam dunia di luar tata surya kita.






























