Mengapa Burung Hering Mengelilingi: Melampaui Mitos Kematian yang Akan Datang

15

Burung nasar sering dianggap sebagai pertanda malapetaka, berputar-putar di atas kepala seolah-olah menunggu kematian untuk memakan korban berikutnya. Namun, gambaran ini adalah kesalahpahaman. Perilaku ini jauh lebih praktis daripada buruk: burung nasar berputar-putar terutama untuk memanfaatkan panas – kolom udara hangat yang naik – untuk melonjak secara hemat energi.

Ilmu Melonjak

Burung nasar, seperti elang, elang, dan layang-layang, adalah ahli dalam berkendara termal. Matahari memanaskan tanah secara tidak merata, menciptakan kantong-kantong udara hangat yang naik seperti elevator yang tidak terlihat. Suhu termal ini sempit dan lemah di dekat permukaan tanah, menyebabkan burung nasar berputar-putar seiring bertambahnya ketinggian. Saat mereka mendaki, suhu termal melebar, dan lingkaran mereka bertambah besar. Perilaku ini bukan tentang mengantisipasi kematian; ini tentang menghemat energi sambil menambah tinggi badan.

Berburu Bangkai, Bukan Menunggu Kematian

Saat berada di atas, burung nasar menggunakan panas sebagai jalan raya untuk melakukan perjalanan jarak jauh dengan sedikit usaha. Mereka memindai lanskap untuk mencari bangkai – hewan mati – yang merupakan sumber makanan utama mereka. Beberapa spesies, seperti burung nasar kalkun, memiliki indera penciuman yang luar biasa, mampu mendeteksi bangkai yang membusuk dari jarak berkilo-kilometer jauhnya. Sebelum turun untuk mencari makan, mereka berputar-putar untuk menilai situasinya: apakah hewan tersebut benar-benar mati, dan apakah ada predator yang lebih besar yang sudah mengambil makanannya?

Kru Pembersih Alam: Peran Ekologis yang Penting

Bertentangan dengan anggapan umum, burung nasar mencegah penyebaran penyakit, bukan berkontribusi terhadap penyakit tersebut. Perut mereka mengandung asam yang sangat korosif dan bakteri mematikan, yang secara efektif menetralkan patogen dari bangkai yang terinfeksi. Peran ini menjadi jelas secara tragis di India ketika populasi burung nasar menurun drastis pada tahun 1990an karena diklofenak, obat penghilang rasa sakit yang diberikan kepada hewan ternak.

Krisis Hering India: Akibat yang Mematikan

Meluasnya penggunaan diklofenak pada sapi menyebabkan gagal ginjal pada burung nasar yang mengais bangkai yang sudah dirawat. Penurunan drastis jumlah burung nasar mempunyai konsekuensi yang sangat buruk: penyebaran penyakit seperti rabies yang tidak terkendali, yang mengakibatkan sekitar setengah juta kematian manusia antara tahun 2000 dan 2005. Krisis ini menyoroti pentingnya peran burung nasar dalam ekosistem dengan menghilangkan bangkai secara efisien sebelum patogen dapat berkembang biak.

“Kami menyebut mereka sebagai kru pembersih alam,” kata Chris McClure dari The Peregrine Fund, sambil menggarisbawahi pentingnya ekologis mereka.

Intinya, saat Anda melihat burung nasar berputar-putar, itu bukanlah pertanda akan segera mati, melainkan menunjukkan efisiensi penerbangan, perburuan strategis, dan jasa penting bagi alam. Mitos burung nasar sebagai pertanda kematian mengaburkan peran sebenarnya mereka sebagai komponen penting ekosistem yang sehat.